
Bukti Ketauhidan
By : Aang Fitriadi
Sebelum kita lahir ke alam dunia ini, ada suatu hal yang pernah kita ikrarkan semasa masih dalam alam rahim yaitu pengakuan kita terhadap ketuhanan Allah SWT. Atau ketauhidan kita pada Allah, Allah bertanya ألست بربكم dan kita serentak menjawab قالوا بلي , pertanyaan kita sekarang adalah apa bukti-bukti ketauhidan kita kepada Allah SWT.
Pertama, diantara bukti-bukti orang bertauhid ialah dikala ia disakiti orang lain ia selalu memaafkan, ini merupakan ketulusan hati terhadap prilaku orang yang menyakiti, sedangkan keinginan hati untuk diperlakukan dengan baik merupakan tingkatan yang lebih tinggi dan yang lebih tinggi lagi ialah ketika ia bisa membalasnya dengan kebaikan, caranya ? kita harus meredam emosi lebih dahulu dalam pengertian jangan membalas menyakiti orang yang pernah menyakiti kita. Lalu memaafkan yakni bersikap toleran dan pemaaf terhadap kesalahannya. Selanjutnya adalah ihsan yaitu balasan kejahatan yang ia lakukan dengan kebaikan. Allah berfirman :
Artinya : yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
Kedua, keyakinan kita terhadap qodho, artinya kita harus menyadari bahwa ia tidak menyakiti kecuali itu merupakan ketentuan qodho dan qodarnya Allah SWT, sebab kita sebenarnya hanya satu dari sekian sebab yang ada dan penentu takdir sebenarnya Allah SWT, oleh karenanya kita berserah pada Rob yang melindungi kita.
Ketiga, Penghapusa dosa, artinya kita harus menyadari bahwa kejahatan yang dilakukan orang lain kepada kita berarti dosa-dosa kita dihapuskan, keburukan kita dileburkan, kesalahan kita dimaafkan dan derajat kita diangkat, sebagaimana firman Allah, yang artinya : Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain[259]. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, Pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan Pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik."
Diantara hikmah lain yang diperoleh oleh seorang mukmin, dicabutnya sumbu permusuhan, Rasulullah Muhammad SAW bersabda “orang muslim adalah yang menjaga orang muslim lainnya dan lisan dan tangannya”. Artinya ketika bertemu orang yang pernah berbuat jahat kepada kita, maka kita hadapi dengan tersenyum, dengan perkataan yang baik dan dengan wajah yang berseri-seri agar api permusuhan padam, jadilah kita orang yang berwajah ceria sebab orang merdeka adalah lembaran-lembaran yang diatasnya bertuliskan keceriaan.
Keempat, munculnya kesadaran terhadap kekurangan dirinya, kesadaran akan muncul justru karena dosa-dosa yang kita lakukan.
Kelima, mununjukan sikap ramah, artinya kita harus bersikap ramah kepada orang yang menyakiti diri kita, karena bagaimanapun orang berhak untuk diperlakukan ramah, tindakanya
yang selalu menyakiti orang lain dan sikapnya terlalu berani menentang perintah Allah untuk tidak menyakiti orang muslim, menempatkannya pada posisi sebagai orang yang harus diperlakukan dengan lembut dan ramah dan orang-orang yang harus kita hindari keterpurukannya, Sabda Nabi “Tolonglah saudaramu yang dholim maupun yang didzolimi”. Alkisah ketika Mistho mencermarkan nama baik Abu Bakar dan Aisyah anaknya, maka Abu Bakar bereaksi dengan bersumpah untuk menghentikan bantuan makanan kepada Mistho, padahal Mistho sendiri adalah seorang fakir yang secara rutin mendapatkan bantuan biaya hidup dari Abu Bakar, maka Allah pun menurunkan firmannya “. Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka mema'afkan dan berlapang dada. apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (An-Nuur : 22)